Conflict Management in IMPULS

— TIDAK BERMAKSUD UNTUK MARAH-MARAH DAN SEJENISNYA —


Peserta impuls dalam barisan

Hari ke-2, IMPULS, kegiatan untuk mahasiswa baru Fisika FMIPA UNS diawali dengan pelantikan mahasiswa baru 2008 sebagai keluarga besar di FISIKA FMIPA. Pelantikan didini hari begitu mengesankan karena disaat terlelap tidur dan keletihan yang sangat, maru harus bangun di awal hari. Dingin memang. Namun pelantikan tersebut dapat juga berjalan.

Pagi hari, peserta putra berbaur dengan panitia dan kakak angkatan dalam sepak bola. Semuanya berpadu penuh keakraban. Meskipun terlambat ikut, saya mengikuti sepak bola sampai selesai. Jam 7 permainan dihentikan karena masih ada acara yang lain.

Setelah itu, peserta agak santai. Mereka kembali ke tenda dan melakukan aktivitas ringan lainnya. Belum puas dengan suasana santai, mereka sudah diharuskan kembali berbaris di lapangan. Ada Breafing dan session. Ternyata session tersebut adalah sharing kesan dalam mengikuti IMPULS ini. kemudian dilanjutkan dengan ice breaking berupa satu peserta maju kedepan dan mengajak peserta yang lain melakukan permainan. begitu asyik mereka……….

beberapa saat kemudian, ada seorang panitia yang datang dengan muka marah menghampiri panitia yang menghandle peserta. Panitia itu marah-marah karena acara IMPULS kacau tidak sesuai susunan acara. Beberapa acara diganti atau di cancel tapi tidak mensosialisasikan ke panitia yang lain. Mereka berdua sempat beradu mulut. Beberapa saat kemusian datang lagi panitia, hendak melerai mungkin. Suasana masih panas. Peserta hanya diam menyaksikan hala tersebut.

Beberapa saat kemudian, konflik kecil itu mulai reda. kedua Panitia itu meninggalkan panitia yang menghandle acara untuk maru tersebut. Maru kembali ke acaranya bersama panitia tersebut.

Di belakang Gedung depan peserta, ada suara cukup keras. keliahatannya ada permasalahan. beberapa saat kemudian segerombolan orang berbaris. Ternyata mereka adalah panitia. Sang ketua panitia bersuara keras kepada panitia. Sepertinya ia marah atas kinerja panitia yang menyebabkan acara tidak sesuai. begitu keras dan mencekam suasananya.

beberapa saat kemudian salah satu panitia memanggil semua peserta untukberbaris bersama panitia. Peserta bergegas, belum sampai ditempat tujuan, beberapa orang asing membentak mereka. Menyuruh mereka untuk bergegas berbaris bersama panitia. PHT HIMAFIS, Panitia dan Peserta berbaris dalam satu tempat.

Orang asing tersebut berjumlah 5 orang, semuanya angkatan 2005. Mereka ternyata adalah DPO, Dewan Pertimbangan Organisasi HIMAFIS. Dari awal mereka sudah bernada keras. Keras sekali.

“Baris Dik, Cerpat!!!! Masak Berbaris saja tidak bisa!!” . “Cepaaaaat, Serius” begitu nada salah seorang DPO kepada peserta.

“Peserta, Siapa yang tidak lengkap? Keluar barisan!!!!!” lalu beberapa peserta yang pakaian lapangannya tidak lengkap keluar barisan.

“Berbaris, Cepat!!!! pinta salah seorang DPO agar peserta segera berbaris.

“Peserta yang tidak lengkap, Ambil Posisi!!!! tiga Set!!!! Cepat!. Hitung, Keras!!! sementara DPO yang lainnya menuju peserta yang lain. DPO putri mengawasi peserta yang tidak kuat atau sakit.

lalu DPO dengan suara lantang dan keras menuju kebarisan panitaia.

“Panitia, Siapa yang tidak lengkap KELUAR barisan !!!!!! lalu 2 panitia keluar barisan.

“Kalian ini, ngurusi diri sendiri aja gak bisa mau ngurusi peserta. Lengkapi, Cepattt!! segera kedua panitia tersebut bergegas keluar barisan.

“Ketua panitia, berapa jumlah panitia???? Sekarang hitung!!!!!”

Spontan, ketua panitia menghitung. beberapa panitia memang tidak ikut. namun jumlah panitia masih kurang.

“Yang lain kemana???? Ketua panitia tidak tahu dimana Panitia, CARI!!!!!!!!!” Tegas seorang DPO kepada ketua panitia. Ketua panitia bergegas mencari penitia yang tidak ada dalam barisan.

“PHT, mana fungsi kontrolnya. Katanya PHT, Pengontrol. Masak panitia seperti ini. Mana fungsi kontrolnya???” tegas seorang DPO kepada PHT.

“Semuanya, Ambil posisi tiga set!!!!” pinta sang DPO. beberapa panitia instruksi

“Memangnya kalian siapa? kalian tidak berhak memberikan sanksi” tegasnya.

“Apa, apa, apa” balas seorang DPO “Kalian tidak tahu, PHT. (PHT sudah mengambil posisi sementara panita dan peserta belum). “Kalian tidak lihat PHT” tegas DPO kembali. melihat PHT mengambil posisi, panita dan peserta mengambil posisi.

“Mulai, Hitung!! Keras”. “satu, dua, tahan…. tiga, tahan… empat …”

“Instruksi, minta keringanan!!!! tukas ketua umum Hmafis.

“Berapa,…” balas DPO.

sesaat kemudian mereka kembali ambil posisi. dan melanjutkan. situasi masih panas, suara lantang dan keras dari DPO masih membumbung tinggi. Peserta, panitia dan PHT menjadi sasarannya.

belum selesai, 2 orang asing masuk lagi. Kakak tongkat angkatan 2003. Ia msuk dan mengatakan kekecewaannya pada panitia karena tidak ada satu pun peserta yang meminta tanda tangan pada angkatan 2003. beberapa saat kemudian mereka mau untuk keluar barisan.

DPO masih bersuara keras kepada peserta dan panitia. peserta dalam keheningan dan ketakutan. ada peserta yang sampai meneteskan air mata. beberapa ada yang keluar barisan karena tidak kuat. Bahkan seorang panita ada yang sampai pingsan.

Beberapa saat kemudian dua orang dari angkatan 2003 masuk barisan kembali. setelah Berbicara beberapa hal, mereka meminta semua peserta, panitia, pht dan DPO menutup mata. beberapa saat kemudian ada guyuran air, ya beberapa orang membawa air yang sebagian dicampur kopi kemudian disiramkan kepada orang dalam barisan tersebut. Spontan mereka berlarian, setelah selesai Seorang DPO kembali bersuara keras,

“Kembali kebarisan. Siapa yang menyuruh bubar” spontan semuanya kembali seperti semula. Suana masih diam hanya DPO yang bersuara. Tak lama berselang, Pak Budi Legowo masuk barisan. Ia meminta Panitia dan DPO keluar barisan. Kemudian meminta juga peserta keluar barisan kembali ke tenda. dan selesai sudah konflik dilapangan tersebut.