about the great wonder woman

nurulhuda (28/01)

Seperti biasanya, saya dan temen-temen nginep dikampus. Tak seperti biasanya kemarin malam (27/01) kami bersilaturahmi ke dosen. Menyerahkan rekap nilai sekalian konsultasi. Kami ber-enam. Setelah menyerahkan nilai dan konsultasi kami ngobrol seputar perkuliahan dan kadang sampai ngelantur kesana kemari.

Ada yang menarik dari yang disampaikan beliau. Ada perubahan orientasi ketika sudah mempunyai anak yang sudah dewasa. Sekarang tidak lagi terfokus mengurusi suami tetapi anak-anaknya. Karena anak-anaknya kuliah di Jogja, beliau berencana membuat rumah disana. Beliau sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya, maklum beliau dan suaminya bertitel P.hD, Doktor dari Amerika Serikat. Sampai-sampai ketika temen menyeletuk kriteria menantu, beliau menjawab “Ya harus sudah S3”. Waduh mati gak lu!!! 🙂 tapi bukan S3 SD SMP SMA lho !!!

Beliau salah satu seorang ibu yang sangat perhatian dengan anak-anaknya. Cerita tentang seorang ibu, tersambung lagi dalam kultum ba’da shubuh di NH. Ya, temanya adalah tentang seorang ibu, the great wonder woman.

Jadi ingat tentang Ibu. Luar biasa sekali pengorbanan seorang ibu kepada kita. Dimulai dari mengandung selama sekitar 9 bulan 10 hari yang dari hari demi hari semakin dalam kepayahan dan keletihan. Kemudian melahirkan dengan segenap jiwa dan raga bahkan nyawa taruhannya. Kemudian dengan sabar merawat dan menyapih kita.

Tak terasa kini sudah 22 tahun. banyak sekali kenangan tak terlupakan bersama Ibu. Ibuku, engkaulah malaikat yang telah Allah turunkan dalam kehidupanku. Maafkan anakmu ini yang belum bisa memberikan apa-apa kepadamu. Maafkan belum bisa membanggakan dirimu. Maafkan masih suka merepotkanmu. maafkan untuk semuanya….

Hanya do’a yang bisa kupanjatkan untukmu. Doakan selalu anakmu ini semoga menjadi orang yang berguna dan selalu berbakti kepada orang tua.

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”

Al Ahqaaf : 15